Oleh: Ades Galingging*
Salam rimba!
Salam lestari!
Bunga bangkai (suweg, kibut) begitu masyarakat Indonesia menyebutnya. Tentu anda sudah mengetahui jenis bunga ini sewaktu belajar biologi di masa SMP. Bunga yang masih satu kerabat dengan talas-talasan (umbi-umbian) dari suku Araceae. Jenis-jenis bunga ini banyak ditemukan di Indonesia terkhususnya Pulau Sumatera, dengan nama ilmiah Amorphophllus titanum, Amorphophallus prainii, Amorphophallus gigas, Amorphophallus paeoniifolius, dan masih ada jenis lainnya yang dapat ditemukan di hutan Indonesia.
![]() |
Keterangan: Bunga bangkai jenis Amorphophallus titanum fase Generatif (Hanya bunga). |
Bunga raksasa yang begitu cantik, unik, absurd dikarenakan ada bunga seperti itu. Pertama kali saya melihat bunga ini tepat pada tanggal 15 Juni 2019 di Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Simalungun. Mungkin anda akan bertanya, mengapa saya mengatakan bunga ini, cantik, unik, dan absurd? Ya, hal ini dikarenakan bunga ini selain memiliki warna yang cantik, diameter mahkota bunga yang besar, tinggi bunga yang dapat melebihi tinggi manusia pada umumnya, pun dikarenakan siklus perjuangan bunga untuk mekar, dan beragam keunikan lainnya. Oleh karena itu anda perlu melihat morfologi bunga ini secara langsung.
![]() |
Keterangan: Bunga bangkai jenis Amorphophallus prainii fase Generatif (Hanya bunga). |
Akan tetapi, banyak yang tidak mengetahui bahwa bunga ini semakin langka dan terancam punah. Dikarenakan maraknya kasus deforestasi maupun alih fungsi hutan untuk perkebunan, pertanian, dan pemukiman. Ada pun juga penyebab lainnya, bunga ini langka dikarenakan sebagian masyarakat tidak suka dengan aroma bau bangkai busuk yang dikeluaarkannya saat mekar. Bau busuk yang dikeluarkannya membuat masyarakat menebas batang bunga ini ketika bertemu dengannya. Lol!
Bunga bangkai ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa mekar. Proses mekarnya bunga ini dimulai dari fase vegetatif (batang dan daun) selama 6 sampai 12 bulan lalu kembali ke siklus dorman (hanya umbi dalam tanah), setelah beberapa bulan atau tahun kembali lagi ke fase vegetatif (batang dan daun), seteleh kembali ke siklus dorman (hanya umbi dalam tanah). Begitu terus berulang-ulang sampai pada saat cadangan makanan yanga ada pada umbi cukup untuk proses perkembangan fase generatif (hanya bunga), dimana proses generatif akan menghasilkan satu tangkai bunga raksasa yang mekar merekah.
![]() |
Keterangan: Batang dan daun bunga bangkai dari jenis Amorphophallus prainii (fase vegetatif). |
Selain keunikan yang dimiliki bunga ini, buah dari bunga bangkai ini dapat menjaga populasi spesies-spesies burung Rangkong, seperti: Rangkong badak (Boceros rhinoceros), Rangkong gading (Rhinoplax vigil), dan masih ada spesies burung rangkong yang menyukai buah dari bunga ini. Lalu, feses atau kotoran dari burung rangkong menyisahkan biji yang jatuh ke tanah dan akan tumbuh lagi dalam beberapa waktu lagi, dan akan tumbuh lagi ke fase semula yakni fase vegetatif, siklus dorman, dan fase generatif.
![]() |
Keterangan: Batang dan daun bunga bangkai jenis Amorphophallus paeoniifolius (Fase Vegetatif). |
Bunga bangkai ini terdiri dari beberapa jenis, menurut yang saya ketahui, saya menemukan tiga jenis dari bunga bangkai ini. Di antara yang saya temukan terdapat di Provinsi Riau dan Sumatera Utara. Yakni, Amorphophllus titanum, Amorphophallus prainii, dan Amorphophallus paeoniifolius. Bertemu dengan bunga ini di saat berada di hutan merupakan kebangaan dan kebahagian tersendiri bagi saya.
![]() |
Keterangan: Bunga bangkai fase vegetatif jenis Amorphophallus sp ditemukan di Hutan Riau. |
Di balik keindahan dan aroma bau yang diitawarkan bunga ini, saat ini populasi dari bunga ini terbilang langka, hal ini juga sejalan dengan populasi burung Rangkong yang juga terancam punah. Hal ini dikarenakan maraknya perburuhan terhadap burung Rangkong dimana hal tersebut menganggu proses tumbuh kembang dan penyebaran dari bunga bangkai ini.
Baca juga: ANTARA HAK ASASI HUTAN DAN HAK ASASI MANUSIA
Bunga ini merupakan bunga yang sangat indah dan unik, oleh sebab itu, saya mengatakan kita sebagai anak Sumatera patut bangga mempunyai jenis bunga seperti ini, di lantai hutan Sumatera. Di balik itu juga kita harus senantiasa menjaga dan melestarikan bunga ini agar tetap ada dan tumbuh di hutan-hutan Sumatera. Mungkin anda bisa membaca dari literatur lain untuk mengetahui lebih spesifik tentang bunga bangkai ini.
Salam Konservasi untuk Flora dan Fauna!
Stop perusakan terhadap tumbuhan langka!
Stop perburuhan terhadap satwa liar!
Salam Lestari!
*Penulis adalah mahasiswa Kehutanan di salah satu Universitas di Riau. Follow akun instagram penulis @ades_galingging
Mungkin Anda menyukai video ini:
KOMENTAR