Selembar Catatan Di Hari Guru : Hari Kemudiannya Manusia adalah ditangan guru

Penulis: Gading S

Kalimat yang menjadi judul diatas terlontar dari mulut seorang Soekarno, Ia menggambarkan betapa pentingnya peran guru dalam membentuk akal dan taqwa (karakter) murid. 

Tak heran memang, Guru yang digelari Pahlawan tanpa tanda Jasa memiliki peran penting dalam membangun karakter seorang anak muridnya. Gelar sekarang lebih indah lagi, Guru digelari Pembangun Insan Cendekia.

Tapi seharusnya tak cuma penamaan gelar yang berubah, guru pun harus berubah seiring tuntutan zaman.

Perubahan-perubahan yang dimaksud adalah guru harus mampu keluar dari budaya lama yang konservatif dan konvensional, guru harus mampu menerapkan pembelajaran yang tak biasa serta inovatif.

Ambil contoh dikelas seorang guru berkuasa mutlak untuk mencekoki murid-muridnya dengan rumus-rumus dan angka-angka. Tak ayal muridpun hanya bisa menerima pasrah sebab tolak ukurnya hanya angka (nilai) yang diujung pena sang guru.

Kelas bukan menjadi dapur ilmu, melainkan panggung ceramah. Sifatnya tak kolektif sebab guru menguasai pembicaraan.

Hal ini menjadi catatan penting buat guru, Indonesia diera disrupsi memaksa kita harus segera berinovasi dan membuat banyak gebrakan-gebrakan baru.

Guru harus mampu membuat kelas sebagai ruang berdiskusi, bukan lagi sekedar ruang tulis dimana nilai akhir ada pada pemeriksaan catatan murid.

Pembelajaran juga tak melulu diruang kelas semata, guru haruslah mampu membuka mata-pikiran murid untuk melihat dunia yang lebih luas dengan praktik langsung kelapangan, guru juga harus mampu merangsang murid untuk memecahkan masalah dengan caranya sendiri, tak melulu dengan cara-cara yang lama dan usang.

Guru dimasa kini, tak cuma mengubah metode pembelajaran dengan digitalisasi. Tapi harus mampu memetakan potensi-potensi setiap murid. Guru harus mampu mengubah konsep penilaian dengan ujian tulis dengan ujian lisan atau tatap muka intensif. Guru harus mampu menemukan dan mengasah kemampuan vokasional dan keahlian spesifik si murid, minat dan bakatnya. Guru harus mampu memberikan rekomendasi studi lanjutan kepada murid setelah si murid menyelesaikan studi menengahnya.

Harus, harus dan harus. Banyak catatan (tuuntutan) lagi yang tak dapat diuraikan disini, tapi apapun itu kita mau guru berinovasi, kita mau guru produktif dalam karya tulis, minimal membuat tulisan seperti rubrik opini ini, kita mau guru berinovasi. Kita mau guru tak lagi menilai dengan angka. Karena dengan guru yang berkualitas dapat menghasilkan murid-murid yang berkualitas pula.

Guru hendaknya menjadi pilar utama untuk memberantas kebodohan intelektual dan kemiskinan moral, guru hendaknya menopang pembangunan manusia Indonesia dan kampanye revolusi mental. Guru jangan menjadi komoditas politik, Guru sejatinya bekerja seprofesional mungkin.

Yang jelas, dihari guru ini penulis mengingatkan betapa pentingnya perubahan pada guru, pentingnya mencoba cara-cara baru. Lebih dari itu, penulis menyampaikan hormat dan selamat hari guru serta harapan agar kesejahteraan guru khususnya guru honorer dan sejenisnya diperhatikan seiring dengan tuntutan perubahan pada guru itu tersebut.

Tonton video tentang LITERASI (karena bukan sekadar membaca) berikut ini: