Akhirnya Tulisanku Dimuat di Kompas

Semenjak tahu membaca dan menilai tulisan ini bagus dan tulisan si Anu bagus, saya jadi termotivasi untuk menulis juga, ingin berkontribusi juga. Manatahu ada yang jadi ngefans sama saya karna tulisan saya yang bagus, sama seperti saya nge-fans dengan beberapa penulis di Kompas.

Sebelum mengenal kompasiana, saya sudah menikmati terlebih dahulu Harian Kompas yang tulisannya berat-berat dan mendalam, kadang harus baca berulang-ulang padahal masih di paragraf pertama. Tapi karena kata guruku membaca itu baik apalagi tulisan-tulisan di Kompas, maka saya paksakanlah untuk membaca ‘Koran Kompas’ itu, begitu kami di kampung menyebutnya. Kuingat guruku berulang-ulang bilang begini: “Kalau kau sudah bisa menikmati tulisan-tulisan di Kompas, buku seberat apapun pasti akan mampu kau lahap, seberat apapun”. Makanya kami berlomba-lomba berusaha mengerti isi Koran Kompas itu.

Dari membaca tulisan-tulisan (termasuk cerpen) yang dimuat di Koran Kompas, kuyakinkanlah diriku bahwa saya juga bisa menulis seperti mereka-mereka yang tulisannya dimuat. Satu dan dua tulisan saya kirim tidak kunjung dimuat. Tulisan ketiga dan keempat belum juga dimuat. Tulisan kelima dan keenampun tidak kunjung dimuat. Sesekali kukirim puisi dan cerpen, pun tidak dimuat. Hampir putus asa.

Baca juga: MEMBACA

Akhirnya aku cari informasi kira-kira tulisan yang bagaimana yang kemungkinan bisa dimuat di Koran Kompas. Dan sampailah saya pada tulisan yang menceritakan pengalaman penulis yang mengirimkan tulisannya sampai ribuan (kalau tidak salah ingat) tulisan tapi tak kunjung dimuat dan baru pada tulisan yang kesekian kali baru dimuat. Akhirnya saya tidak jadi putus asa malah semakin takut namun merasa tertantang. Sebisanya saya belajar lagi menulis, membaca lagi, kemudian menulis. Sampai sekarang tulisanku tidak hanya oleh Koran Kompas, ada banyak media yang belum bersedia memuat tulisan-tulisanku. Tapi menulis tetaplah menjadi tantangan tersendiri buat saya. Saya menulis berbagai hal, apapun kutulis, semua hal yang menarik buat saya, saya tuliskan. Tetapi mood tidak jarang jatuh juga, yah biasalah, tidak ada yang sempurna, batinku, mudah-mudahan menulis menjadi hobby-ku, yang seharipun tidak terlewat tanpa menulis, amin.

Sampai di sini, tulisanku tak kunjung dimuat di Koran Kompas.

Belakangan, beberapa tahun yang lalu sejak di Jakarta, saya baru mengenal kompasiana dengan slogannya #BeyondBlogging sejak tahun 2017. Benar saja, Kompasiana tidak sekedar tempat berbagi atau sarana pertemuan seperti slogan awalnya Sharing & Connecting telah terjalin persaudaraan, kekeluargaan lewat beberapa kegiatan yang diadakan kompasiana. Cinta kasih telah tersalurkan lewat komunitas kompasianer, kompasiana kini tidak lagi hanya sekedar tempat ngeblog[1].

Saya mulai menerbitkan tulisan pertamaku di tahun 2016, 11 April 2016. Tulisan itu adalah Sebuah Catatan di Akhir Tahun, dan tulisan itu saya sudah tulis di tahun 2011. Dan aku terkejut karena rasanya tanpa selesksi, tulisan itu langsung terbit saat itu juga. Akhirnya tulisanku dimuat di Kompas, Kompasiana. Semangatku untuk menulis kembali menggebu-gebu.

Setelah kutelusuri, bukan semangatku untuk menulis ternyata yang menggebu-gebu tapi semangat untuk menyatakan pada dunia bahwa saya bisa menulis. Terbukti, sampai sekarang sudah 3 tahun memiliki akun di Kompasiana, sedang sudah #11TahunKompasiana tulisanku masih 30 buah, masih centang hijau dikala yang lain sudah centang biru.

Kata orang-orang angka 11[2] (sebelas) itu angka keberuntungan, ini kutahu dari teman saya dari Australia yang bisa baca tarot. Semoga di usianya yang ke-11 harapan-harapan para kompasianer terwujud, Kompasiana menjadi tempat curhat yang ampuh, tempat belajar, tempat kita melampiaskan segala sesuatu demi hati yang lega. Biarlah lebay kadang harus tidak tahu malu agar kita didengar orang. Hahaha.

Tahu tidak apa yang bikin saya semakin lebay  sayang dengan Kompasiana? Karena walaupun saya cueki berbulan-bulan tapi dia masih setia. Kalau aku tiba-tiba mood nulis, pasti tulisanku diterbitkan, belum pernah ditolak, bukan seperti si Anu yang belum ditembak tapi sudah nolak duluan. Bah.

---

[1] Baca lebih lanjut https://www.kompasiana.com/kompasiana/5864e42b3597731e05fe9f24/sambut-slogan-baru-kompasiana

[2] Lihat makna angka 11 lainnya pada https://www.qureta.com/post/tentang-sebelas