Mengenalmu Adalah Anugerah, Melepasmu Adalah Takdir

Oleh: Debbi Damanik

Pematangsiantar, Katakanlah~ Seperti bibit tanaman yang semakin di pupuk semakin subur, begitu juga dengan pertemanan kita selama ini. 3 tahun bersama bukanlah waktu yang cepat. Seperti mendakigunung, semakin kita ke atas maka akan semakin terlihat keindahan. Tetapi untuk mendapatkan keindahan itu bukanlah suatu  yang instan melainkan membutuhkan sebuah perjuangan dan wakktu yang banyak. Begitulah kisahnyanya dengan pertemanan kita yang begitu lama. 

3 tahun yang lalu, betapa beruntungnya aku dapat mengenal sosok lelaki yang teramat baik dan peduli kepada setiap orang yang ia jumpai.  Berharap aku dapat menjadi salah satu orang yang beruntung dapat mengenal seorang lelaki yang baik dan pekerja keras tersebut.  Lambat laun bergulir seiring berjalannya waktu, semakin aku mengenalmu. Bercerita, saling bertukar pikiran dan bahkan saling memotivasi. 

Setiap waktu yang kau beri dengan beribu cerita suka dan duka ibaratkan seperti bintang yang di langit, semakin ku memandang semakin banyak pula terlihat. Begitulah dengan mu, semakin aku mengenalmu semakin aku merasakan kebahagiaan telah berpihak denganku.  Kini waktu tidak terasa berputar dengan begitu cepatnya, dan rasa itupun semakin menggunung dan memberikan kesempatan untuk saling melengkapi. 

06 september 2018  tepat di hari bahagiaku, kau menelvonku dan menjadi orang pertama yang mengingat hari bahagiaku. Banyak doa dan harapan yang kau sampaikan melalui via telvon dan berharap dapat merayakannya bersama. Sungguh aku tidak menyangka bahwa kamu adalah orangg terpenting dalam hidupku. Waktu kian berputar dengan cepatnya, 06 april 2019 kita bertemu di suatu tempat wisata untuk pertama kalinya di tahun itu. Kita bercerita bersama dan saling mendukung dan berharap dapat bersama sama menggapai impian. 

Betapa tidak menyangkanya aku ketika melihatmu dengan lembutnya menghelaikan rambut panjangmu.  Pada saat itu juga kau berkata kepadaku bahwa kamu menginginkan aku untuk melanjutkan pendidikanku di tempat yang sama dengan mu, hanya saja aku tidak mengiyakan permintaanmu itu. Pada akhirnya  Kita bersama melanjutkan pendidikan di tempat yang berbeda.  

Tepat di awal bulan Agustus, kamu kembali mengajak ku untuk ikut kedalam satu organisasi, sedangkan aku belum juga mendaftarkan kuliah pada saat itu. Dengan rasa ingin tauku yang kian bertanya apa itu organisasi yang selalu kau katakan padaku, akhirnya aku menyanggupinya. 

06 september 2019 tepat pada hari itu juga kau datang menemuiku dan memberikan sebuah bingkisan kado. Betapa tidak menyangkanya aku, ketika aku menerima sebuah kado dan selembar kertas yang bertulisan. Sebuah anugrah yang begitu ku syukuri karena dapat mengenalmu lebih dekat lagi. bercerita bersama, dari masalah biasa hingga masalah pribadi telah ku dengarkan darimu. Begitu betapa hebatnya dirimu yang mampu menyelesaikan segala lika liku perjalanan hidup dengan beribu kisah yang tak pernah kau keluhkan .

Tepat pada awal bulan Oktober, hari baru yang akan menjadi sejarah untukku denganmu, kau mengajakku untuk menikmati angin malam di pusat kota siantar dengan segelas kopi sembari bercerita dan tertawa. Sebab aku semakin bertanya Tanya, apa yang menjadikan mu ingin memiliki rambut yang panjang dan bergelombang dan akhirnya aku memberanikan diriku untuk bertanya langsung kepadamu dan kaupun menjawab pertanyaanku tersebut.

“aku ingin tampil beda untuk beberapa waktu ini.”

“aku ingin menjadi seseorang yang  tidak di sukai banyak  orang lain untuk saat ini.”

Namun, bagiku ketika aku melihatmu dengan tampil beda dari laki-laki lain umumnya, aku merasa kagum karena kau adalah seseorang yang unik yang mungkin akan hanya ada satu dari seribu lelaki di muka bumi.  Mengenalmu dengan segala tingkah lakumu yang unik tawamu yang lucu lah yang membuat banyakorang merasa beruntung ketika melihatmu dan takdir untuk melepasmu.

Knowing yourself is like seeing the Moon Star. The closer get, the greater the feeling of wanting to reach it. Begitulah seterusnya, hingga pada saatnya aku benar benar mendapatkanmu dan mengenal mu lebih dekat lagi.  Namun, waktu berputar teramat cepat, berkenal dengan mu tidak begitu lama.  Hingga pada saatnya aku harus merelakan mu kembali lagi kepada sang penciptamu. Dan aku merelakan bahwa bertemu denganmu adalah anugrah dan berpisah adalah takdir. 

Penulis merupakan anggota PMKRI Pematangsiantar, juga merupakan mahasiswa di salah satu kampus swasta di Kota Pematangsiantar.