![]() |
Gambar: Dok. Pribadi |
Oleh: Danang Afrijal
Di dalam perjalanan hidup ini perlu adanya kesiapan untuk mengakhiri setiap kehidupan. Namun, di dalam perjalanan terkadang kita tidak sengaja menemukan lubang hitam dan itu sangat gelap. Apakah ada persiapan di dalam perjalanan ini dengan segala ketidak siapan. Aku kira semua ini mempunyai kematangan yang tidak cukup untuk sebagian orang dan ini tidak membuat keadilan semata benar. Sesungguhnya ada untuk kita bisa berada di dalam kehidupan yang mungkin ini bukan jalannya atau hanya mengadakan yang tidak benar.
Ketika semua sudah tidak berjalan seperti biasanya dengan sebatas genggaman telapak tangan untuk kau singgahkan sebentar sambil mengeringkan tetesan keringat. Kau percayakan apa yang kau anggap itu hanya semata sebatas tetesan biasa. Ini bukan sekedar cerita singkat dengan kisah rekaan di dalamnya dari manusia yang tidak bertanggung jawab.
Lalu kau upayakan dengan segenap urusan yang menjadi sebatas keinginan dalam sebuah kehormatan yang sangat singkat. Apa perlu seorang yang mengenakan mahkota menjatuhkan rekan tanpa ada pertolongan, saling tatap antara keduanya seakan tidak kenal. Ini bukanlah pertarungan yang merebutkan mahkota. Tapi ini adalah sebuah rekan yang menjatuhkan rekannya.
Aku berpikir ini hanya permainan yang perlu kita mainkan sebelum game over. Segala rintangan yang perlu dipelajari dari awal hingga ada finish sebagai pengakhir kemenangan. Jangan perdulikan racun-racun yang berbisik dari belakang, karena itu yang akan menusuk kita dikemudian hari. Aku perlu banyak belajar dalam menjalani kehidupan ini, masih banyak waktu yang mesti disisipkan walau itu hanya sedikit. Perjalananku belum ada setengah, tapi aku harap perjalanan ini sebagai pengingat dari mana aku berasal.
Aku hanya anak rantau yang mencari makan di balik tembok-tembok rapat. Meski seperti ini aku mempunyai harapan bahwa di kemudian hari ada sinar putih yang menyelamatkanku dari hitamnya kabut penyebar racun. Semesta menciptakan bentuk tanpa ada kesamaan wajah dan pikiran. Namun, bentuk mempunyai peran di dalam dunia supaya bentuk bisa merasakan bagaimana keegoan masing-masing dalam mempertahankan diri.
Kita ini manusia yang mampu merasakan dinginnya udara, panasnya matahari dan kebersihan hati seseorang. Dengan rasa, manusia berhak menilai tentang seseorang di antaranya adalah menilai sikap orang tersebut. Ada jawaban Karena ada pertanyaan. Pertanyaan yang mengandung pemahaman suatu hal. Apa itu? Ini yang perlu kita benahi hingga sekarang.
Wajah sebagai lambang pembeda, supaya manusia tidak keliru untuk membedakan dengan yang lainnya. Hal yang pantas untuk kita jatuhkan, yaitu mendapatkan apa yang kau dapatkan, untuk kepuasan. Apa ini pantas dilakukan seorang rekan. Karena mereka tahu bagaimana caranya bertahan di sebuah instansi. Wajah yang mereka miliki itu hanyalah topeng untuk mendapatkan jabatan yang tidak seberapa.
Ini hanya cerita segelintir orang yang selalu didengar. Cerita seorang pemimpin yang katanya “sangat bodoh, pemimpin yang tidak dipilih melalui proses, pemimpin yang sangat buruk katanya, pemimpin yang tidak punya kerjaan, pemimpin yang hanya bisa memerintah, pemimpin yang bisa menegur tanpa memberi solusi, pemimpin yang ingin dimengerti, pemimpin yang tidak memberi kesan baik bagi rekannya”.
Penonton hanya bisa tertawa di belakang, melihat buruknya sebuah instansi. Mereka yang selalu merengek tanpa ada perlawanan, mereka yang selalu menunduk ketika sudah di hadapannya. Luar biasa, jelekmu di belakang rekanmu, baikmu di depanmu. Senyum penonton melebar, melihat dari kedekatan dan menganggap ini seperti drama. Pasti tertawa mereka yang melihatnya. Hahaha..., seperlunya, aku hadapkan tanpa mengerti apa-apa dengan maksud untuk saling menyembunyikan.
KOMENTAR