Di tengah semakin merebaknya Pandemi COVID-19, yang di mana Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat terkena dampaknya, tentunya sangat mempengaruhi aktivitas manusia dan hal itu juga membuat pemerintah turut mengeluarkan kebijakan agar mencegah luasnya virus ini berkembang termasuk dengan turut mengeluarkan kebijakan meliburkan sekolah maupun kampus serta mengimbau masyarakat agar melakukan aktivitas di rumah saja.
Oleh sebab itu, dalam tiga minggu terakhir ini saya lebih banyak beraktivitas di rumah dan tidak berpergian kalau bukan hal yang mendesak atau penting. Karena saya tahu betul jika saya masih “bandel” dan bepergian tanpa menghiraukan anjuran pemerintah, saya akan sangat menyesal jika nasib sial menimpa keluarga saya, kemungkinan virus itu bukan menyerang saya karena saya masih mempunyai imun tubuh yang kuat melihat umur saya yang masih muda.
Tetapi bagaimana dengan orang tua saya, yang notabene imun tubuhnya tidak sekuat imun tubuh saya?
Oleh sebab itu, dengan alam sadar, saya tidak keluar rumah kalau tidak ada yang penting, kecuali hal yang bersifat mendesak.
Aktivitas kuliah yang tetap secara dari jaringan (daring) dan tugas yang sangat terbilang menumpuk tak pelak menjadi komsumsi tiap harinya. Menjemukan bukan!
Namun, dikarenakan situasi demikian juga, saya jadi mengulik-ulik tumpukan buku, dan dalam hasil proses mengulik-ulik buku tersebutlah saya menemukan buku yang berjudul ”Berani Mengubah” karya Pandji Pragiwaksono.
Buku tersebut merupakan pemberian. Berawal dari ketika saya dan seorang teman yang sekaligus senior dalam organisasi kemahasiswaan mengobrol satu topik yang akhirnya berujung motivasi dan menyarankan saya untuk membaca buku ini, yang akhirnya saya pun meminjam dan membawanya pulang ke rumah.
Namun, saya tidak langsung membacanya. Sejujurnya, alasan saya meminjam buku ini adalah sebagai bentuk rasa hormat saja atas motivasi yang diberikan kepada saya. Karena saya mengira buku tersebut berisi tentang pembahasan seperti yang diulang-ulang di televisi tentang keluhan-keluhan tanpa adanya solusi tercipta tentang Indonesia. Saya mengira buku ini sangat membosankan dan kurang ada dampak bagi saya ke depannya.
Tetapi, asumsi saya yang diawal itu sangat salah tatkala saya membaca buku ini dengan seksama. Kendati pun saya mulai membuka tiap lembar pada buku ini. Isi buku ini ternyata sangat membuat saya berminat untuk melanjutkan membacanya selanjtunya.
Dengan bahasa santai dan memiliki sudut pandang yang mampu membuka pola pikir anak muda ( milenial ) untuk mau berubah sangat terbilang cocok dipublikasikan agar semua anak muda Indonesia yang mungkin masih ada yang bosan di rumah untuk membacanya, karena pembawaan yang santai dan lugas memudahkan untuk mengerti dan memotivasi kita sebagai penerus bangsa.
Buku ”Berani Mengubah” ini mempunyai pelbagai topik pembahasan, yang di mana inti dari topik tersebut adalah “bagaimana seharusnya menjadi pemuda yang aktif, bahkan super aktif.” Dalam buku ini juga tidak lupa diberi motivasi dan apa saja aksi yang dapat dilakukan sebagai pemuda yang membawa perubahan.
Beberapa topik yang dibahas di buku ini adalah yang pertama tentang pembahasan Belajar Politik; kedua adalah Belajar Hukum; ketiga adalah Belajar Ekonomi; keempat adalah Memahami Indonesia; kelima adalah Bersatu Bukan Menjadi Satu; keenam membahas tentang Menciptakan Perubahan; ketujuh Mendunia; dan terakhir adalah topik tentang Beraksi. Semua topik pembahasan memiliki daya tarik masing- masing dengan satu tujuan yakni, “pembaca, sebagai warga Indonesia dan mungkin sebagai penerus bangsa, bisa melihat apa yang bisa dilakukan sebagai agen perubahan bagi bangsa seperti mahasiswa dikenal peranannya sebagai agen perubahan.”
Banyak manfaat membaca setiap topik dan setiap topik yang disajikan bukan hanya pembahasan semata, tetapi buku ini memberikan apa saja yang bias kita lakukan untuk bisa mengubah Indonesia menjadi lebih baik lagi.
Topik yang sangat berkesan pada saya dan membuka pikiran saya bahwa saya adalah salah satu anak muda Indonesia penerus bangsa dan “Agent Of Change” adalah topik yang keempat, yaitu Memahami Indonesia.
Ketika membaca judulnya saja membuat saya berpikir lebih dalam:
Apa yang saya ketahui tentang Indonesia? Dan apa yang sudah saya pahami tentang Indonesia tersebut?
Ketika saya belum membaca buku ini, jujur, saya memahami Indonesia sebatas, ya Indonesia adalah negeri kaya yang terdiri dari ratusan pulau dan ratusan juta penduduk . Hanya sebatas itu toh, tetapi dari buku ini saya makin mendalam lagi untuk memahami Indonesia.
Kata yang saya peroleh tentang Indonesia dari buku ini adalah Bahwa Indonesia adalah Rumah Kita. Ada tulisan pertama yang membuka akal sehat saya, yaitu:
“Indonesia adalah sebuah mimpi megakompleks para pendiri untuk mempersatukan sebuah wilayah yang begitu luas” (halaman 96).
Yang saya pikirkan setelah membaca ulasan ini adalah Indonesia sudah mempunyai begitu banyak perjuangan dan juga banyak nyawa yang dikorbankan untuk mendirikan negara yang berasal dari wilayah yang sangat luas, dijadikan satu dan ditinggalkan kepada penerus untuk memeliharanya dan dikembangkan untuk menjadi lebih baik lagi. Sangat membuka akal sehat saya, dan menjadi tamparan keras.
Bagaimana Indonesia yang seharusnya begitu berharga bagi pahlawan dulu, yang diperjuangkan para pahlawan agar kita sebagai bangsa Indonesia tidak lagi dijajah dan menderita seperti dulunya. Tetapi yang kita lihat sekarang, Indonesia negara yang di luarnya saja merdeka, di dalamnya masih sama seperti dulu, masih dijajah oleh bangsa asing, walau tak kasat mata. Banyak yang lupa akan cita-cita Indonesia seperti yang tertuang dalam sila Pancasila.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah kehancuran itu?
Yakni, ialah berani mengubah sesuatu yang salah dan menjadi kebiasaan sehingga kita mengira itu adalah hal yang lumrah. Saya sangat berterimah kasih kepada penulis akan tuangan buah pikiran yang dituang di buku ini.
Karena hal itu, saya dapat mengubah pola pikiran saya terutama pada topik pembahasan memahami “Indonesia.” Menurut saya, yang pertama dilakukan ialah memberikan pengaruh bagi orang sekitar kita yang tidak memahami Indonesia, dari situ kita dapat terjun ke dalam permasalahan yang lebih besar lagi yang sedang dialami Indonesia sebagi “rumah kita.”
Marilah kita mengubah Indonesia melalui aksi-aksi perubahan yang dapat kita buat. Dengan memberikan sedikit rejeki yang kita dapatkan bagi orang-orang sekitar dan mari kita galakkan kembali budaya semangat gotong royong kita.
*Penulis merupakan Anggota Biasa PMKRI Cabang Pematangsiantar Tahun 2020 dan berstatus mahasiswa semester 4
*Penulis merupakan Anggota Biasa PMKRI Cabang Pematangsiantar Tahun 2020 dan berstatus mahasiswa semester 4
KOMENTAR