Oleh: Agnes Y. Simangunsong*
Virus Corona atau COVID-19 adalah salah satu nama virus yang membuat seluruh dunia gentar dan khawatir karena kedatangannya. Ya! Memang itu nyata apa adanya. COVID-19 membuat semua warga dunia untuk lebih berwaspada di sekitar lingkungannya, "mereka" membuat segala keadaan di bumi ini sangat berubah. Seperti yang penulis ketahui, dimana-mana setiap orang lebih berwaspada atau berhati-hati untuk bersalaman, bergaul, bersentuhan dan bersosialisasi. Di tempat umumpun sudah menyediakan tempat untuk mencuci tangan guna untuk menghindari penyebaran si COVID-19.
Tetapi adakah hal baik yang dibawa dari kedatangan COVID-19 ini?
Apakah kita pernah berpikir "dibalik" kedatangannya?
Kata dibalik yang penulis gunakan disini adalah bermakna sisi positif. Kebanyakan orang berpikir bahwa kedatangan si COVID-19 ini hanya membawa sisi negatif saja tetapi dibalik itu semua, ada hal yang membuat kita lebih sadar akan sesuatu.
Apa saja sesuatu itu?
Point pertama adalah social distancing atau dalam bahasa Indonesia pembatasan bersosial atau menjaga jarak. Ini adalah sebuah tindakan pengendalian infeksi atau memperlambat penyebaran COVID-19.
Di masa Ramadhan ini, janganlah kita terlalu obsesi untuk mudik hanya karna kita merindukan keluarga yang jauh, seperti si penulis pernah menonton berita di TV bahwa seorang ibu tega membacok kepala anaknya hanya karena anaknya tersebut melarang beliau untuk mudik jadi beliaupun tidak bisa bertemu sang suami yang jauh. Dari situasi ini, kita harus bisa mengambil sisi positif, dimana kita bisa memanfaatkan social distancing. Bagaimana caranya? Berpikirlah! Di era millennial ini, tidak perlu lagi susah payah untuk berkomunikasi kepada orang yang jauh dari kita. Kita sudah bisa menggunakan alat komunikasi yang ada di sekitar kita, melalui kirim pesan, kirim surat, video call melalui media sosial seperti whatsapp dan aplikasi lainnya, telefon manual, telefon suara dari media sosial. Semuanya sudah tersedia, tergantung bagaimana kita mempergunakannya dengan baik.
Selain itu banyak hal positif yang secara tidak langsung diajarkan oleh si virus Corona ini. Yaitu seperti lebih rajin mencuci tangan/membersihkan tubuh, sadar akan kebersihan lingkungan, mengubah pola makan, menjadi lebih rajin berolahraga guna meningkatkan daya tahan tubuh, semakin sering kumpul bersama keluarga dan dikuatkan dalam iman dimana kita harus kuat dan tidak menyerah dalam situasi sekarang ini, caranya dengan berdoa/sembayang sesuai iman dan kepercayaan setiap orang.
Point kedua "lebih rajin mencuci tangan atau membersihkan tubuh". Ini sudah banyak diinformasikan kepada seluruh warga dunia, bahwa ini adalah salah satu cara pencegahan virus Corona. World Health Organization (WHO) menyebutkan, cuci tangan adalah langkah awal yang efektif mencegah segala penyakit salah satunya mencegah penyebaran COVID-19. Dengan ini, warga bumi semakin rajin untuk mencuci tangan dan membersihkan tubuh. Selain itu, setiap tempat umum seperti toko, rumah sakit, rumah makan dan temoat umum lainnya, sudah menyediakan tempat cuci tangan agar menghindari penyebaran virus Corona.
Selanjutnya pada point ketiga "sadar akan kebersihan lingkungan". Ya! Lingkungan yang bersih menjadi salah satu tolok ukur akan pengembangan suatu penyakit. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tetap menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga dengan terus berperilaku hidup bersih dan sehat seiring dengan kasus virus Corona ini. Yaitu dengan cara, selalu membersihkan benda mati di sekitar kita. Misalnya meja, gagang pintu, lemari, keyboard dan sebagainya. Karena virus Corona yang menempel di benda mati (tidak di benda hidup, juga lendir, air liur, cairan) di luar tubuh manusia bisa bertahan hidup hingga satu jam untuk kembali menginfeksi manusia tetapi virus Corona yang menempel di air liur, lendir, cairan, juga mahluk hidup, bisa bertahan lebih lama, antara 3-4 jam. Ini jugalah yang membuat semua orang menjadi lebih berwaspada akan penyebarannya, sehingga merekapun lebih sadar akan kebersihan lingkungan disekitar mereka.
Pada point keempat "mengubah pola makan sehat". Menurut WHO, ada beberapa cara pencegahan virus Corona melalui makanan. Contohnya dengan menghindari konsumsi makanan cepat saji dan lebih sering memasak di rumah. Hal ini guna menghindari dari adanya percikan air liur saat bersin atau batuk dari orang lain dan menjaga higienitas diri sendiri. Selain itu, perbanyak konsumsi minum air putih, memakan buah dan sayur guna meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Bagi yang ingin memasak daging, ikan atau telur, pastikan tingkat kematangan hingga 100%. Nah, jadi perubahan pola makan sehat ini ternyata menjadi salah satu dampak positif dari kedatangan virus Corona. Kita diajarkan bahwa memasak sendiri di rumah lebih baik dan lebih pasti akan kebersihannya.
Pada point kelima "menjadi lebih rajin berolahraga". Tak dapat dipungkiri, semenjak virus Corona masuk ke Indonesia, banyak orang yang rutin melakukan olahraga. Hal ini guna meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah dari berbagai serangan penyakit atau serangan si COVID-19. Salah satu olahraga yang sering si penulis lakukan selama stay at home adalah ngedance atau menari (hehe). Menari apa saja, olahraga apa saja di rumah asalkan tubuh bergerak, mengeluarkan keringat dan badan tidak mati akibat karantina yang membuat seringnya rebahan diatas tempat tidur. Sehingga para manusiapun menjadi lebih rajin berolahraga agar meningkatkan daya tahan tubuh mereka dan mencegah penyebaran virus. Lebih rajin berolahraga salah satu sisi positif yang secara tidak langsung dibawa oleh si virus Corona bagi yang sering rebahan atau mager wkwk....
Point keenam "semakin sering kumpul bersama keluarga". Yap! Ini sangat nyata dibawa oleh si virus Corona. Jujur saja si penulis, jarang berkumpul bersama keluarga karena aktivitas yang berbeda dan kebanyakan diluar rumah. Dimana waktu ngampus yang tak nentu sehingga menghambat point yang satu ini. Saya pikir ini juga terjadi pada mahasiswa/i lainnya. Pasti mereka juga merasakan bahwa point ini agak sulit untuk dilaksanakan. Tetapi semenjak kedatangan virus Corona, berlakulah kuliah online dan waktu untuk berkumpul bersama keluarga menjadi lebih mudah didapati. Ini sangat penting, dimana setiap anggota dapat mengeluarkan aspirasi mereka saat berdiskusi bersama. Selain itu, ini juga menciptakan terjalinnya rukun dan komunikasi yang baik pada setiap anggota keluarga.
Untuk point terakhir "berdoa/sembayang". Meski belum ada penelitian yang menyatakan bahwa doa dapat mencegah virus Corona, namun nyatanya doa bisa menyugesti seseorang untuk berpikiran lebih positif. Menurut sebuah penelitian dari National Institute of Mental Health and Neurosciences di tahun 2009, dari kita yang memiliki pikiran positif, kemungkinan sistem kekebalan tubuh ikut meningkat. Doa memiliki kekuatan, dimana doa sebenarnya secara tidak langsung dapat mengaktifkan molekul dalam sistem saraf dan sel-sel sistem kekebalan tubuh. Kita tahu, bahwa sekarang ini sudah tidak bisa pergi ke rumah ibadah untuk beribadah gunanya untuk menghindari keramaian dan penyebaran si COVID-19.
Sehingga ini membuat para pemuka agama untuk melakukan doa bersama via online, dimana kita bisa berdoa bersama keluarga dan teman lainnya (secara tidak langsung). Kita menghayati setiap doa yang dilantunkan, yang membuat kita menjadi lebih berpikir positif dan menguatkan kita melalui doa dan tidak menyerah akan situasi ini. Selain ibadah bersama via online (waktu wajib beribadah), kita juga dapat beribadah sendiri di rumah (tidak pada waktu beribadah yang ditentukan). Dalam keheningan situasi sekarang ini, kita dapat merenungkannya dan membawa ke dalam doa.
Dimana virus Corona membawa kekhawatiran yang berbeda pada setiap orang yaitu marah, kesal, tidak berdaya akan kedatangannya. Para medis yang bersusah payah untuk menyembuhkan para korban tetapi dengan berdoa/sembayang sendiri, kita telah berdoa bagi diri kita, bagi mereka yang membantu untuk kesembuhan dunia atau situasi sekarang ini. Oleh sebab itu, setiap orang yang merasakan kesakitan dari virus Corona ini, membuat mereka menjadi lebih rajin berdoa/sembayang. Hal positif pada point ini juga secara tidak langsung dibawakan oleh si COVID-19.
Jadi untuk semua teman-teman yang sudah membaca tulisan ini, ingatlah! Setiap hal negatif, pasti akan ada hal yang positif juga didalamnya. Jangan terlalu larut dalam kekhawatiran saja tetapi bangun tindakan baik dan selalu aktifkan pemikiran yang positif pada diri masing-masing. Alangkah baiknya kita tetap bersyukur di masa pandemi ini. Lakukan hal baik, maka itu akan dikembalikan kepadamu.
Stay at home and stay healthy. May God bless us.
*Penulis adalah Anggota Biasa PMKRI Cabang Pematangsiantar Santo Fransiskus dari Assisi Tahun 2020.
*Penulis adalah Anggota Biasa PMKRI Cabang Pematangsiantar Santo Fransiskus dari Assisi Tahun 2020.
KOMENTAR