Ya!!! kata corona mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita saat ini karena sudah beberapa bulan terakhir kita melewati masa-masa yang selalu dihantui oleh kata corona, bahkan tak heran jika sekarang apabila terjadi sesuatu hal maka itu dikaitkan dengan kata corona. Itulah mengapa demikian saya mengatakan ini sudah tidak asing lagi bagi kita. Kita juga harus tahu bahwa memang, corona ini memunculkan banyak dilema bagi dunia dan bangsa Indonseia khususnya.
Corona sendiri sebenarnya nama virus yang menyebabkan penyakit pada manusia, namun WHO (World Health Organization) mengumumkan nama resmi dari wabah virus ini menjadi COVID-19. COVID-19 adalah singkatan dari Corona Virus Disease, sedangkan ‘19’ adalah tahun dimana virus ini ditemukan, yakni awalnya berasal dari kota Wuhan, China pada Desember 2019, yang dapat menular dan menyerang manusia dalam waktu yang singkat. Penyakit Corona ini juga memberikan dampak negatif yang sangat besar bagi dunia, bahkan Indonesia, tentunya.
Tepatnya pada Maret 2020, wabah penyakit ini telah marak di negara Indonesia. Bahkan, resmi segala kegiatan kedinasan maupun swasta dialihkan menjadi bekerja dari rumah bahkan lembaga-lembaga pendidikan juga melakukan hal yang sama, tak terkecuali kegiatan spiritual masyarakat yaitu ibadah sesuai kepercayaan masing-masing juga ikut dialihkan menjadi kegiatan yang dilakukan dirumah saja bersama dengan keluarga. Keadaan pun memaksa seluruh masyarakat untuk tidak bekerja diluar rumah demi memutus rantai penyebaran virus ini.
Dua bulan terakhir terasa begitu panjang dibandingan bulan-bulan yang lalu. Tak sedikit kerugian ekonomi yang dirasakan masyarakat akibat mewabahnya virus ini, mulai dari para karyawan yang sudah dirumahkan, para pengusaha yang terpaksa menutup usahanya serta para pedagang kaki lima yang ikut menjadi perhatian, tak kalah juga dalam bidang pendidikan dimana proses pembelajaran dilakukan secara online atau berlangsung dalam jaringan. Namun, keadaan ini pun memperburuk presepsi para pelajar karna pembelajaran hanyalah sebatas pemberian tugas semata, disini pun sangat diharapkan perhatian penting dari masyarakat untuk menyadari situasi yang sedang terjadi sekarang dan tidak berasumsi berlebihan, serta peran penting pemerintah dalam mendukung segala sistem yang telah dialihkan menjadi pekerjaan online dan berlangsung di rumah masing-masing, terutama dalam bidang pendidikan yang dirasa sangat tidak efektif bagi para pelajar.
Melihat dan menanggapi hal tersebut juga, pemerintah sudah mulai menerapkan cara-cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penyebaran dari virus ini sebagai salah satunya yaitu dengan cara mengarantina seluruh masyarakat agar tetap diam dirumah dan melakukan aktifitasnya dirumah dan hanya keluar rumah seperlunya saja, atau bahkan jika harus keluar rumah karna hal mendesak maka masyarakat wajib menggunakan masker sebagai tindakan mencegah dan mengurangi penularan virus ini. Ini mungkin sisi positif yang perlu di apreasi dari program pemerintah, karna dengan hal ini juga kita menjadi lebih dekat dengan keluarga dan punya waktu lebih lama untuk keluarga.
Walaupun sebagian para tenaga medis yang bekerja dan juga para pekerja lainnya seperti penjaga keamanan, pekerja pabrik, pekerja restoran, ojol dan sebagainya belum sepenuhnya mematuhi peraturan pemerintah untuk berkegiatan di rumah saja karena tanggungjawab profesi. Namun, sudahkah terbayang bagaimana jika perekonomian masyarakat mengalami masalah demi untuk bertahan hidup? Terutama bagi rakyat kecil yang hanya bisa mengharapkan dari hasil pekerjaan mereka yang dilakukan sehari-hari, misalnya berjualan keliling atau berjualan dikaki lima dan sebagainya. Ya tentu saja, itu adalah hal yang begitu meresahkan bagi masyarakat. Walaupun ada keringanan bagi masyarakat kecil akibat mendapatkan saluran bantuan dari pemerintah. Namun, apakah hal tersebut bisa membuat mereka bertahan untuk jangka waktu yang lama dengan waktu yang tidak bisa kita prediksi kapan wabah ini akan menghilang?
Sederhananya, virus ini memberikan pukulan yang sangat kuat bagi kita, tentang bagaimana kita menyikapi kehidupan kita, mungkin sudah ada banyak hal yang selama ini kita lakukan tidak benar tapi kita yakini bahwa itu sebuah kebenaran. Sudah banyak jiwa tertelan, sudah banyak raga berlelah dan sudah banyak juga hati yang menangis. Oleh sebab itu, kita punya tanggungjawab besar atas masalah besar yang kita hadapi sekarang, marilah menimbulkan kesadaran dalam diri masing-masing, dan berfokus pada masalah yang ada didepan mata, dan kita harus sadar bahwa ini adalah nyata, kita perlu support, kita perlu bersatu dan melakukan hal-hal positif yang bisa dilakukan ketimbang ribut berdebat soal konspirasi. Apalagi hingga melukai empati dan hati nurani kita. Barangkali dengan adanya karantina yang diberlakukan oleh pemerintah, marilah memanfaatkan sebagai waktu untuk perenungan dalam diri sejenak, lihat kembali ke diri kita masing-masing, apa saja yang telah kita lakukan untuk membantu sesama di masa pandemi ini. mungkin kita harus mulai menyadari keadaan yang menyulitkan ini harus terjadi demi kebaikan kita bersama.
Selama ini jika ada masalah, mungkin kita lebih sibuk mencari siapa yang harus disalahkan ketimbang fokus mencari solusi. Kebenarannya sederhana, hingga saat ini kita masih belum mampu menghentikannya, 1 kematian sangat besar dan berat, sudah sangat cukup membuktikan bahwa penyakit ini membawa masalah yang tidak main-main. Satu hal kita tahu harus mengerti bahwa yang penting hanya satu hal yaitu kehidupan. Jangan sampai melunturkan komitmen kita dalam memerangi penyebaran wabah COVID-19. Kita harus menyatukan komitmen, bertahan dalam perjuangan membuat kondisi lebih baik sehingga setiap masyarakat mampu untuk melawan virus yang mematikan ini, karna kenyataannya sering kali semangat kebersamaan ini tidak benar-benar terelaisasi. Makanya penting disadari ini bukan untuk diri sendiri saja melainkan untuk kepentingan bersama.
Penulis adalah Anggota Muda PMKRI Cabang Pematangsiantar Santo Fransiskus dari Assisi Tahun 2019*
KOMENTAR